STIKSAM – Senin (24/07/2023) Program Studi S1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda mengundang Dosen Departemen Gizi Masayarakat IPB University yang juga menjabat sebagai Sekertaris AIPGI (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia) sebagai narasumber pada kegiatan “Review Kurikulum Sarjana Gizi STIKSAM 2023”. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh dosen STIKSAM dan stakeholder. Stakeholder merupakan bagian dari berbagai asosiasi atau instansi, antara lain DPD Persagi Kalimantan Timur maupun DPC Persagi Kota Samarinda, Dinas Kesehatan Kota Samarinda Kasi Gizi dan Keluarga, TPG Puskesmas, RS pemerintah dan swasta, Nutripreneur, serta Catering.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Horison Samarinda mulai pukul 09.00 s.d. 16.00 WITA dipandu oleh Bu Henny Nurhasnawati, M.Si. selaku MC dan dimoderatori oleh apt. Reksi Sundu, M.Sc. yang memandu diskusi learning outcomes dengan stakeholder. Kegiatan dibuka oleh Bapak apt. Supomo, S.Si., M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda. Sesi pertama, Bapak Ir. Budi Setiawan, M.S., Ph.D memaparkan materi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), SN-Dikti (Standar Nasional Pendidikan Tinggi), Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Perumusan Visi & Misi Pogram Studi, Profil Sarjana Gizi, Pengembangan Kurikulum, Rancangan Proses Pembelajaran, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Standar Profesi Nutrisionis, dan Uji Kompetensi (UKOM) Nutrisionis. Kemudian, dilanjutkan sesi diskusi learning outcomes para dosen mengarah ke proporsi area kompetensi nutrisionis berdasarkan Kepmenkes 324/2020. Beliau menegaskan proporsi ditetapkan berdasakan standar kompetensi nutrisionis. Area kompetensi nutrisionis ahli (Sarjana Gizi) meliputi gizi klinik 20%, gizi masyarakat 50%, dan penyelenggaraan makanan 30%. Selain itu, beliau menjelaskan bisnis di bidang gizi tidak hanya pada area penyelenggaraan makan (catering) tetapi pada area gizi klinik dan masyarakat nutrisionis ahli dapat meneruskan pada jenjang pendidikan profesi dietisien sehingga dapat membuka jasa konsultasi gizi.
Sesi kedua, pemaparan Sambutan kepada stakeholder dan Pemaparan Visi & Misi S1 Gizi STIKSAM serta mata kuliah yang direncanakan sebagai perangkat kurikulum oleh Ka.Prodi Sarjana Gizi STIKSAM, Ameliora Dwi Astani M.Gz. Beliau memaparkan visi dan misi Prodi sarjana gizi STIKSAM menjadi Prodi yang unggul dalam menghasilkan tenaga ahli gizi yang professional di bidang wirausaha kuliner dan mampu bersaing secara nasional tahun 2027. Misi; menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi yang bermutu dan berkesinambungan, menciptakan insan akademik yang kompeten di bidang wirausaha kuliner, dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga di tingkat regional dan nasional. Berbagai mata kuliah yang dirancang juga dipaparkan dan mata kuliah yang menjadi penciri Prodi Sarjana Gizi STIKSAM di bidang manajemen dan kewirausahaan gizi.
Di dalam kegiatan review kurikulum ini, Stakeholder diminta untuk memaparkan saran dan pendapat terkait pengembangan kurikulum S1 Gizi kedepannya. Saran dan masukan dari stakeholder selanjutnya akan dipertimbangkan dalam proses perbaikan kurikulum. Adapun secara garis besar, saran yang diberikan mencangkup kriteria kompetensi dan kebutuhan ahli gizi di lapangan. Selain itu juga dipaparkan masukan yang dapat menunjang terciptanya lulusan Sarjana Gizi yang memiliki jiwa entrepreneur, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini dan dimasa yang akan datang.
Dipenghujung acara, sebelum sesi dokumentasi para stakeholder juga menyelipkan harapan untuk Prodi S1 Gizi STIKSAM yakni mereka ingin jika dalam 1-5 tahun kedepan Prodi S1 Gizi STIKSAM dapat menjadi institusi pendidikan yang dapat mencetak tenaga gizi yang unggul dan berkompeten di bidangnya sehingga mampu bersaing di dunia kerja, berakhlak, serta mengaplikasikan ilmu nutripreneurship yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan membuka usaha di bidang gizi demi menyongsong Kaltim sebagai wilayah IKN. Selain itu, stake holder juga berharap Prodi S1 Gizi STIKSAM dapat segera membuka Prodi Profesi Dietisien agar para lulusan sarjana gizi tidak perlu ke luar pulau untuk melanjutkan profesi mereka.